Sakaran - Tidak Diperbolehkan Membunuh Orang Yang Telah Mengucapkan Kalimat La ilaaha illallah.
Hal itu sudah dijelaskan dalam sebuah hadits shahih Imam Muslim yang merupakan tuntunan bagi kita semua umat muslim.
Diriwayatkan dari Abu Shafwan bin Muhriz r.a.: Jundab bin ‘Abdillah Al-Bajali, pad masa fitnah ‘Abdullah bin Zubair, dikirim untuk menemui ‘As’as bin Salamah, lalu dia berkata, “Kumpulkanlah beberapa orang kawanmu kepada saya untuk saya ceritakan sebuah hadits kepada mereka.” Kemudian ‘As’as mengirim seorang utusan kepada mereka.
Setelah mereka berkumpul, Jundab datang dengan memakai burnus kuning, lalu dia berkata, “Berbicaralah masing masing dari kamu.” Lalu berputarlah pembicaraan sehingga setiap orang sampai pada gilirannya. Setelah pembicaraan itu sampai pada Jundab, dia membuka burnus dari kepalanya, lalu berkata,” Sesungguhnya, saya datang kepada kamu hanya akan menyampaikan hadits dari Nabi kamu. Sesungguhnya, Rasulullah SAW pernah mengirimkan suatu pasukan Islam kepada suatu kaum musyrik, lalu mereka (kedua belah pihak) bertemu. Saat itu ada seorang musyrik yang apabila bermaksud menghadapi seorang Islam, dia langsung menghadapinya dan membunuhnya. Lalu ada seorang Islam yang memperhatikan kelengahan orang musyrik tersebut.”
Jundab berkata, “Kami sering diberitahu bahwa orang itu adalah Usamah bin Zaid.” Ketika orang itu (Usamah) mengangkat pedangnya kepada orang musyrik itu, orang musyrik itu berkata, “La ilaaha illallah—tiada tuhan selain Allah.” Tetapi orang musyrik itu tetap dibunuh.
Kemudian setelah seseorang yang membawa berita datang kepada Nabi SAW, beliau bertanya kepadanya, lalu dia menceritakan perbuatan orang itu kepada beliau, kemudian orang itu dipanggil oleh beliau dan diberi pertanyaan. Beliau bersabda, “Mengapa kamu bunuh orang itu?”
Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia menyakiti orang-orang Islam, dia membunuh si fulan dan si fulan, dia menyebutkan nama beberapa orang kepada beliau, karena itu saya menyerangnya. Akan tetapi, ketika dia melihat pedang saya, dia mengucapkan, La ilaaha illallah.”
Rasulullah SAW berkata, “Apakan kamu (tetap) membunuhnya?”
Dia menjawab, “Ya.”
Beliau berkata, “Lalu, apa yang hendak kamu lakukan dengan kalimat, La ilaaha illallah, apabila nanti pada hari kiama datang kepadamu?”
Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampun untuk saya.”
Rasulullah SAW menjawab, “Lalu, apa yang hendak kamu lakukan dengan kalimat, La ilaaha illallah, apabila nanti pada hari kiama datang kepadamu?”
Katanya, beliau tetap saja dengan perkataan beliau itu, “Lalu, apa yang hendak kamu lakukan dengan kalimat, La ilaaha illallah, apabila nanti pada hari kiama datang kepadamu?”
(HR. Muslim)
Hal itu sudah dijelaskan dalam sebuah hadits shahih Imam Muslim yang merupakan tuntunan bagi kita semua umat muslim.
Diriwayatkan dari Abu Shafwan bin Muhriz r.a.: Jundab bin ‘Abdillah Al-Bajali, pad masa fitnah ‘Abdullah bin Zubair, dikirim untuk menemui ‘As’as bin Salamah, lalu dia berkata, “Kumpulkanlah beberapa orang kawanmu kepada saya untuk saya ceritakan sebuah hadits kepada mereka.” Kemudian ‘As’as mengirim seorang utusan kepada mereka.
Setelah mereka berkumpul, Jundab datang dengan memakai burnus kuning, lalu dia berkata, “Berbicaralah masing masing dari kamu.” Lalu berputarlah pembicaraan sehingga setiap orang sampai pada gilirannya. Setelah pembicaraan itu sampai pada Jundab, dia membuka burnus dari kepalanya, lalu berkata,” Sesungguhnya, saya datang kepada kamu hanya akan menyampaikan hadits dari Nabi kamu. Sesungguhnya, Rasulullah SAW pernah mengirimkan suatu pasukan Islam kepada suatu kaum musyrik, lalu mereka (kedua belah pihak) bertemu. Saat itu ada seorang musyrik yang apabila bermaksud menghadapi seorang Islam, dia langsung menghadapinya dan membunuhnya. Lalu ada seorang Islam yang memperhatikan kelengahan orang musyrik tersebut.”
Jundab berkata, “Kami sering diberitahu bahwa orang itu adalah Usamah bin Zaid.” Ketika orang itu (Usamah) mengangkat pedangnya kepada orang musyrik itu, orang musyrik itu berkata, “La ilaaha illallah—tiada tuhan selain Allah.” Tetapi orang musyrik itu tetap dibunuh.
Kemudian setelah seseorang yang membawa berita datang kepada Nabi SAW, beliau bertanya kepadanya, lalu dia menceritakan perbuatan orang itu kepada beliau, kemudian orang itu dipanggil oleh beliau dan diberi pertanyaan. Beliau bersabda, “Mengapa kamu bunuh orang itu?”
Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia menyakiti orang-orang Islam, dia membunuh si fulan dan si fulan, dia menyebutkan nama beberapa orang kepada beliau, karena itu saya menyerangnya. Akan tetapi, ketika dia melihat pedang saya, dia mengucapkan, La ilaaha illallah.”
Rasulullah SAW berkata, “Apakan kamu (tetap) membunuhnya?”
Dia menjawab, “Ya.”
Beliau berkata, “Lalu, apa yang hendak kamu lakukan dengan kalimat, La ilaaha illallah, apabila nanti pada hari kiama datang kepadamu?”
Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampun untuk saya.”
Rasulullah SAW menjawab, “Lalu, apa yang hendak kamu lakukan dengan kalimat, La ilaaha illallah, apabila nanti pada hari kiama datang kepadamu?”
Katanya, beliau tetap saja dengan perkataan beliau itu, “Lalu, apa yang hendak kamu lakukan dengan kalimat, La ilaaha illallah, apabila nanti pada hari kiama datang kepadamu?”
(HR. Muslim)
-8
No comments