Hadits/Dalil tentang Lailatul Qadar dan Perintah IktikafSakaran - Berikut ini hadits (dalil) tentang Malam Lailatul Qadar dan Perintah Iktikaf:
- Malam Lailatul Qadar pada malam ke-21 Ramadhan
Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri r.a.: Rasulullah SAW beriktikaf pada sepuluh malam yang pertama pada bulan Ramadhan, kemudian beliau beriktikaf pada sepuluh malam yang kedua dalam sebuah tenda yang pintunya terdapat tikar. Beliau mengambil tikar itu, lalu ditaruhnya di sudut tenda. Setelah itu, beliau memandang ke muka dan memanggil orang orang. Beliau bersabda, "Sesungguhnya, aku beriktikaf pada sepuluh malam yang pertama mencari malam ini (Lailatul Qadar), kemudian aku beriktikaf pada sepuluh malam yang kedua, lalu aku diberitahu bahwa Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam yang terkahir. Oleh karena itu, barang siapa diantara kalian suka beriktikaf , berktikaflah."
Lalu orang orang beriktikaf bersama beliau. Beliau bersabda, "Aku diberitahu bahwa Lailatul Qadar itu pada malam hitungan ganjil, dan pada pagi harinya aku bersujud di lumpur berair."
Kemudian pada hari tanggal dua puluh satu, sewaktu tengah mengerjakan shalat subuh, turunlah hujan sehingga masjid kebocoran dan becek. Setelah selesai mengerjakan shalat subuh, beliau keluar, sedangkan kening dan ujung hidung beliau dilekati lumpur dan air. Begitulah, ternyata malam itu adalah malam tanggal dua puluh satu. (HR. Muslim)
- Malam Lailatul Qadar pada malam ke-23 Ramadhan
Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Unais r.a.: Rasulullah SAW bersabda, "Lailatul Qadar diperlihatkan kepadaku, lalu aku dibuat lupa untuk menentukannya, seingatku, aku bersujud pada pagi harinya di tanah yang becek."
Setelah itu, pada tanggal dua puluh tiga turun hujan, dan Rasulullah SAW mengerjakan shalat bersama kami. Setelah selesai shalat, kami melihat bekas air dan lumpur di kening dan hidung beliau. Ternyata, malam itu adalah malam tanggal dua puluh tiga. (HR. Muslim)
- Beriktikaf pada 10 Malam atau Tujuh Malam Terakhir untuk menggapai malam Lailatul Qadar.
Diriwayatkan dari Ibn 'Umar r.a.: Rasulullah SAW bersabda," Carilah malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam terakhir. Kalau kamu tidak mampu, jangan tertinggal pada tujuh malam terakhirnya.
(HR. Muslim)
عَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ:,, اِلْتَمِسُوْهَا الْعَشْرَ اَلْاَوَا خِرِ، يَعْنَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ فَاِنْ ضَعُفَ اَحَدُكُمْ اَوْعَجُزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
- Beriktikaf atau lebih giat beribadah pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Diriwayatkan dari Aisyah r.a.: Apabila telah memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah SAW bangun malam dan membangunkan istrinya untuk beribadah, serta giat beribadah dan menjauhi istri istri beliau. (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari 'Aisyah r.a.: Nabi SAW. biasa beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan hingga beliau wafat. Setelah itu, istri-istri beliau beri'tikaf juga.
(HR Muslim).
(HR Muslim).
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَااَنَّ لنَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اَلْاَوَا خِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، ثُمَّ العْتَكَفَ اَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
- Beriktikaf pada Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan atau Sepuluh Malam Pertama Syawal
Diriwayatkan dari Aisyah r.a.: Apabila hendak beriktikaf, Rasulullah SAW mengerjakan shalat fajar, kemudian memasuki tempat beriktikafnya, dan menyuruh tendanya dipancangkan. Pernah beliau hendak beriktikaf pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, lalu Zainab menyuruh pula memancangkan tendanya, kemudian istri istri Nabi SAW yang lain juga menyuruh memancangkan tenda tendanya. Setelah mengerjakan shalat fajar, Rasulullah SAW mengetahui banyak tenda. Lalu bersabdalah beliau, "Mau beramal baikkah perempuan-perempuan ini?" Setelah itu, beliau memerintahkan agar tendanya dibongkar, lalu beliau tidak bertiktikaf dalam bulan Ramadhan ini hingga beriktikaf lagi pada sepuluh hari pertama Syawwal. (HR. Muslim)
No comments