Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat Al-Mā'idah Ayat 67-77
16.7.24

Qur'an Per Kata Surat Al-Mā'idah Ayat 67-77

مَآ اُنْزِلَ

بَلِّغْ

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ ۞

apa yang diturunkan

sampaikanlah 

wahai Rasul

وَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ

 ۗمِنْ رَّبِّكَ

اِلَيْكَ

jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu)

dari Tuhanmu 

kepadamu

وَاللّٰهُ

 ۗرِسٰلَتَهٗ

فَمَا بَلَّغْتَ

dan Allah

amanat-Nya

berarti engkau tidak menyampaikan

اِنَّ اللّٰهَ

مِنَ النَّاسِۗ

يَعْصِمُكَ

sungguh, Allah

dari (gangguan) manusia

memelihara engkau

الْكٰفِرِيْنَ

الْقَوْمَ

لَا يَهْدِى

kafir

(kepada) orang-orang

tidak memberi petunjuk

Yā ayyuhar-rasūlu ballig mā unzila ilaika mir rabbik(a), wa illam taf‘al famā ballagta risālatah(ū), wallāhu ya‘ṣimuka minan-nās(i), innallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn(a).
ayat 67. Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia.*) Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
*) Maksudnya, tidak seorang pun yang dapat membunuh Nabi Muhammad saw.

 
Qur'an Per Kata Surat Al-Mā'idah Ayat 67-77

لَسْتُمْ عَلٰى شَيْءٍ

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ

قُلْ

kamu tidak dipandang beragama sedikit pun

wahai Ahli Kitab

katakanlah

وَالْاِنْجِيْلَ

التَّوْرٰىةَ

حَتّٰى تُقِيْمُوا

dan Injil

(ajaran-ajaran) Taurat

hingga kamu menegakkan

 ۗمِّنْ رَّبِّكُمْ

اِلَيْكُمْ

وَمَآ اُنْزِلَ

dari Tuhanmu

kepadamu

dan (Al-Qur’an) yang diturunkan

مِّنْهُمْ

كَثِيْرًا

وَلَيَزِيْدَنَّ

dari mereka

(bagi) kebanyakan

dan pasti akan menambah

مِنْ رَّبِّكَ

اِلَيْكَ

مَّآ اُنْزِلَ

dari Tuhanmu

kepadamu

apa yang diturunkan

فَلَا تَأْسَ

وَّكُفْرًاۚ

طُغْيَانًا

maka, janganlah engkau berputus asa

dan kekafiran

kedurhakaan

الْكٰفِرِيْنَ

عَلَى الْقَوْمِ

yang kafir itu

terhadap orang-orang

Qul yā ahlal-kitābi lastum ‘alā syai'in ḥattā tuqīmut-taurāta wal-injīla wa mā unzila ilaikum mir rabbikum, wa layazīdanna kaṡīram minhum mā unzila ilaika mir rabbika ṭugyānaw wa kufrā(n), falā ta'sa ‘alal-qaumil-kāfirīn(a).
ayat 68. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, kamu tidak menganut sesuatu pun (agama yang benar) hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan (Al-Qur’an) yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.” Apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu pasti akan membuat banyak di antara mereka lebih durhaka dan ingkar. Maka, janganlah engkau bersedih terhadap kaum yang kafir itu.

 

اٰمَنُوْا

اِنَّ الَّذِيْنَ

beriman

sesungguhnya orang-orang yang

وَالصَّابِـُٔوْنَ

هَادُوْا

وَالَّذِيْنَ

dan Sabiin

Yahudi

dan orang-orang

بِاللّٰهِ

مَنْ اٰمَنَ

وَالنَّصٰرٰى

kepada Allah

barang siapa beriman

dan orang-orang Nasrani

وَعَمِلَ

الْاٰخِرِ

وَالْيَوْمِ

dan berbuat

akhir

dan kepada hari

عَلَيْهِمْ

فَلَا خَوْفٌ

صَالِحًا

padanya

maka tidak ada rasa khawatir

kebajikan

يَحْزَنُوْنَ

وَلَا هُمْ

bersedih hati

dan mereka tidak

Innal-lażīna āmanū wal-lażīna hādū waṣ-ṣābi'ūna wan-naṣārā man āmana billāhi wal-yaumil-ākhiri wa ‘amila ṣāliḥan falā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanūn(a).
ayat 69. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Sabiin, dan Nasrani, siapa yang beriman kepada Allah, hari Akhir, dan beramal saleh, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih.

 

وَاَرْسَلْنَآ

مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ

لَقَدْ اَخَذْنَا

dan telah Kami utus

perjanjian dari Bani Israil

sesungguhnya Kami telah mengambil

كُلَّمَا جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌۢ

 ۗرُسُلًا

اِلَيْهِمْ

tetapi setiap kali rasul datang kepada mereka

rasul-rasul

kepada mereka

فَرِيْقًا

اَنْفُسُهُمْۙ

بِمَا لَا تَهْوٰٓى

(maka) sebagian (dari rasul itu)

dengan keinginan mereka

dengan membawa apa yang tidak sesuai

يَّقْتُلُوْنَ

وَفَرِيْقًا

كَذَّبُوْا

mereka bunuh

dan sebagian yang lain

mereka dustakan

Laqad akhażnā mīṡāqa banī isrā'īla wa arsalnā ilaihim rusulā(n), kullamā jā'ahum rasūlum bimā lā tahwā anfusuhum, farīqan każżabū wa farīqay yaqtulūn(a).
ayat 70. Sungguh, Kami benar-benar telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan telah mengutus rasul-rasul kepada mereka.*) Setiap kali rasul datang kepada mereka dengan membawa apa yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, sebagian (dari rasul itu) mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.
*) Yakni janji untuk beriman kepada Allah Swt. dan rasul-rasul-Nya.

 

فِتْنَةٌ

اَلَّا تَكُوْنَ

وَحَسِبُوْٓا

bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu)

bahwa tidak akan terjadi

dan mereka mengira

ثُمَّ تَابَ اللّٰهُ

وَصَمُّوْا

فَعَمُوْا

kemudian Allah menerima tobat

dan tuli

karena itu, mereka menjadi buta

وَصَمُّوْا

ثُمَّ عَمُوْا

عَلَيْهِمْ

dan tuli

lalu menjadi buta

mereka

وَاللّٰهُ

مِّنْهُمْۗ

كَثِيْرٌ

dan Allah

di antara mereka

banyak

يَعْمَلُوْنَ

بِمَا

بَصِيْرٌۢ

mereka kerjakan

apa yang

 Maha Melihat

Wa ḥasibū allā takūna fitnatun fa ‘amū wa ṣammū ṡumma tāballāhu ‘alaihim ṡumma ‘amū wa ṣammū kaṡīrum minhum, wallāhu baṣīrum bimā ya‘malūn(a).
ayat 71. Mereka mengira bahwa tidak akan terjadi fitnah (azab akibat dosa-dosa mereka). Oleh karena itu, mereka menjadi buta dan tuli. Setelah itu Allah menerima tobat mereka, kemudian banyak di antara mereka buta dan tuli (lagi). Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

 

قَالُوْٓا

الَّذِيْنَ

لَقَدْ كَفَرَ

berkata

orang-orang yang

sungguh, telah kafir

 ۗالْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ

هُوَ

اِنَّ اللّٰهَ

Al-Masih putra Maryam

dialah

sesungguhnya Allah itu

رَبِّيْ

يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ

وَقَالَ الْمَسِيْحُ

Tuhanku

wahai Bani Israil, sembahlah Allah

(padahal) Al-Masih sendiri berkata

مَنْ

اِنَّهٗ

 ۗوَرَبَّكُمْ

barang siapa

sesungguhnya

dan Tuhanmu

فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ

بِاللّٰهِ

يُّشْرِكْ

maka sungguh, Allah mengharamkan

Allah

mempersekutukan (sesuatu dengan)

وَمَأْوٰىهُ

الْجَنَّةَ

عَلَيْهِ

dan tempatnya

surga

baginya

مِنْ اَنْصَارٍ

وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ

 ۗالنَّارُ

seorang penolong pun

dan bagi orang-orang zalim itu tidak ada

(ialah) neraka

Laqad kafaral-lażīna qālū innallāha huwal-masīḥubnu maryam(a), wa qālal-masīḥu yā banī isrā'īla‘budullāha rabbī wa rabbakum, innahū may yusyrik billāhi faqad ḥarramallāhu ‘alaihil-jannata wa ma'wāhun nār(u), wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār(in).
ayat 72. Sungguh, telah kufur orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itulah Almasih putra Maryam.” Almasih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu!” Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.

 

قَالُوْٓا

الَّذِيْنَ

لَقَدْ كَفَرَ

mengatakan

orang-orang yang

sungguh, telah kafir

وَمَا مِنْ

 ۘثَالِثُ ثَلٰثَةٍ

اِنَّ اللّٰهَ

(padahal) tidak ada

salah satu dari yang tiga

bahwa Allah adalah

 ۗوَّاحِدٌ

اِلَّآ اِلٰهٌ

اِلٰهٍ

Yang Maha Esa

selain Tuhan

tuhan (yang berhak disembah)

عَمَّا يَقُوْلُوْنَ

وَاِنْ لَّمْ يَنْتَهُوْا

dari apa yang mereka katakan

jika mereka tidak berhenti

كَفَرُوْا

الَّذِيْنَ

لَيَمَسَّنَّ

kafir

orang-orang yang

maka pasti akan menimpa

اَلِيْمٌ

عَذَابٌ

مِنْهُمْ

yang pedih

suatu azab

di antara mereka

Laqad kafaral-lażīna qālū innallāha ṡāliṡu ṡalāsah(tin), wa mā min ilāhin illā ilāhuw wāḥid(un), wa illam yantahū ‘ammā yaqūlūna layamassannal-lażīna kafarū minhum ‘ażābun alīm(un).
ayat 73. Sungguh, telah kufur orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kufur di antara mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih.

 

وَيَسْتَغْفِرُوْنَهٗۗ

اِلَى اللّٰهِ

اَفَلَا يَتُوْبُوْنَ

dan memohon ampunan kepada-Nya

kepada Allah

menapa mereka tidak bertobat

رَّحِيْمٌ

غَفُوْرٌ

وَاللّٰهُ

Maha Penyayang

Maha Pengampun

(padahal) Allah

Afalā yatūbūna ilallāhi wa yastagfirūnah(ū), wallāhu gafūrur raḥīm(un).
ayat 74. Tidakkah mereka bertobat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya, padahal Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?

اِلَّا رَسُوْلٌۚ

مَا الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ

hanyalah seorang rasul

Al-Masih putra Maryam

الرُّسُلُۗ

مِنْ قَبْلِهِ

قَدْ خَلَتْ

beberapa rasul

sebelumnya

dan sudah berlalu

كَانَا يَأْكُلَانِ

 ۗصِدِّيْقَةٌ

وَاُمُّهٗ

keduanya biasa makan

seorang yang berpegang teguh pada kebenaran

dan ibunya

كَيْفَ

اُنْظُرْ

 ۗالطَّعَامَ

bagaimana

perhatikanlah

makanan

الْاٰيٰتِ

لَهُمُ

نُبَيِّنُ

ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)

kepada mereka (Ahli Kitab)

Kami menjelaskan

يُؤْفَكُوْنَ

اَنّٰى

ثُمَّ انْظُرْ

mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka)

bagaimana

kemudian perhatikanlah

Mal-masīḥubnu maryama illā rasūl(un), qad khalat min qablihir rusul(u), wa ummuhū ṣiddīqah(tun), kānā ya'kulāniṭ-ṭa‘ām(a), unẓur kaifa nubayyinu lahumul-āyāti ṡummanẓur annā yu'fakūn(a).
ayat 75. Almasih putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Ibunya adalah seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya makan (seperti halnya manusia biasa). Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahlulkitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (dari kebenaran).

اَتَعْبُدُوْنَ

قُلْ

mengapa kamu menyembah

katakanlah (Muhammad)

لَكُمْ

مَا لَا يَمْلِكُ

مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ

bagimu

sesuatu yang tidak dapat menimbulkan

yang selain Allah

وَاللّٰهُ هُوَ

 ۗوَّلَا نَفْعًا

ضَرًّا

dan Allah

dan tidak (pula) memberi manfaat

suatu bencana

الْعَلِيْمُ

السَّمِيْعُ

Maha Mengetahui

Maha Mendengar

Qul ata‘budūna min dūnillāhi mā lā yamliku lakum ḍarraw wa lā naf‘ā(n), wallāhu huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
ayat 76. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kepadamu mudarat dan tidak (pula) manfaat?” Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

لَا تَغْلُوْا

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ

قُلْ

janganlah kamu berlebih-lebihan

wahai Ahli Kitab

katakanlah (Muhammad)

وَلَا تَتَّبِعُوْٓا

غَيْرَ الْحَقِّ

فِيْ دِيْنِكُمْ

dan janganlah kamu mengikuti

(dengan) cara yang tidak benar

dalam urusan agamamu

قَدْ ضَلُّوْا

قَوْمٍ

اَهْوَاۤءَ

yang telah tersesat

orang-orang

keinginan

كَثِيْرًا

وَاَضَلُّوْا

مِنْ قَبْلُ

banyak (manusia)

dan (telah) menyesatkan

dahulu

 ࣖعَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ

وَّضَلُّوْا

dari jalan yang lurus

dan mereka sendiri tersesat

Qul yā ahlal-kitābi lā taglū fī dīnikum gairal-ḥaqqi wa lā tattabi‘ū ahwā'a qaumin qad ḍallū min qablu wa aḍallū kaṡīraw wa ḍallū ‘an sawā'is-sabīl(i).
ayat 77. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam (urusan) agamamu tanpa hak. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu kaum yang benar-benar tersesat sebelum kamu dan telah menyesatkan banyak (manusia) serta mereka sendiri pun tersesat dari jalan yang lurus.”

No comments