Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 1-10
9.8.24

Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 1-10

الَّذِيْ

لِلّٰهِ

اَلْحَمْدُ

yang

bagi Allah

segala puji

وَالْاَرْضَ

السَّمٰوٰتِ

خَلَقَ

dan bumi

langit

telah menciptakan

وَالنُّوْرَ ەۗ

الظُّلُمٰتِ

وَجَعَلَ

dan terang

gelap

dan menjadikan

كَفَرُوْا

ثُمَّ الَّذِيْنَ

kafir

namun demikian, orang-orang yang

يَعْدِلُوْنَ

بِرَبِّهِمْ

masih mempersekutukan dengan sesuatu

terhadap tuhan mereka

Al-ḥamdu lillāhil-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa ja‘alaẓ-ẓulumāti wan-nūr(a), ṡummal-lażīna kafarū birabbihim ya‘dilūn(a).
ayat 1. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan kegelapan-kegelapan dan cahaya. Sungguhpun demikian, orang-orang yang kufur mempersamakan tuhan mereka (dengan sesuatu yang lain).

Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 1-10

خَلَقَكُمْ

هُوَ الَّذِيْ

menciptakan kamu

Dialah yang

 ۗاَجَلًا

ثُمَّ قَضٰٓى

مِّنْ طِيْنٍ

ajal (kematianmu)

kemudian Dia menetapkan

dari tanah

عِنْدَهٗ

مُّسَمًّى

وَاَجَلٌ

yang hanya diketahui oleh-Nya

tertentu

dan batas waktu

تَمْتَرُوْنَ

ثُمَّ اَنْتُمْ

masih meragukannya

namun demikian, kamu

Huwal-lażī khalaqakum min ṭīnin ṡumma qaḍā ajalā(n), wa ajalum musamman ‘indahū ṡumma antum tamtarūn(a).
ayat 2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan batas waktu hidup (masing-masing). Waktu yang ditentukan (untuk kebangkitan setelah mati) ada pada-Nya. Kemudian, kamu masih meragukannya.

 

وَفِى الْاَرْضِۗ

فِى السَّمٰوٰتِ

وَهُوَ اللّٰهُ

dan di bumi

di langit

dan Dialah Allah (yang disembah)

وَجَهْرَكُمْ

سِرَّكُمْ

يَعْلَمُ

dan apa yang kamu nyatakan

pa pun yang kamu rahasiakan

Dia mengetahui

مَا تَكْسِبُوْنَ

وَيَعْلَمُ

apa yang kamu usahakan

dan mengetahui (pula)

Wa huwallāhu fis-samāwāti wa fil-arḍ(i), ya‘lamu sirrakum wa jahrakum wa ya‘lamu mā taksibūn(a).
ayat 3. Dialah Allah (yang disembah) di langit dan di bumi. Dia mengetahui apa pun yang kamu rahasiakan dan kamu tampakkan serta mengetahui apa pun yang kamu usahakan.

مِّنْ اٰيٰتِ

مِّنْ اٰيَةٍ

وَمَا تَأْتِيْهِمْ

dari ayat-ayat

setiap ayat

dan tidaklah datang kepada mereka (orang kafir)

اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ

رَبِّهِمْ

kecuali selalu mereka mengingkari

Tuhan mereka

Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū ‘anhā mu‘riḍīn(a).
ayat 4. Tidaklah datang kepada mereka satu ayat pun dari ayat-ayat*) Tuhan mereka, kecuali mereka (pasti) berpaling darinya.
*) Ayat di sini berarti mukjizat, ayat Al-Qur’an, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt. 

 

لَمَّا جَاۤءَهُمْۗ

بِالْحَقِّ

فَقَدْ كَذَّبُوْا

ketika sampai kepada mereka

kebenaran (Al-Qur’an)

sungguh, mereka telah mendustakan

مَا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

اَنْۢبـٰۤؤُا

فَسَوْفَ يَأْتِيْهِمْ

yang selalu mereka perolok-olokkan

(kenyataan dari) berita-berita

maka, kelak akan sampai kepada mereka

Faqad każżabū bil-ḥaqqi lammā jā'ahum fa saufa ya'tīhim ambā'u mā kānū bihī yastahzi'ūn(a).
ayat 5. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran (Al-Qur’an) ketika sampai kepada mereka. Maka, kelak akan sampai kepada mereka berita-berita (tentang kebenaran) sesuatu yang selalu mereka perolok-olokkan.

 

كَمْ اَهْلَكْنَا

يَرَوْا

اَلَمْ

berapa banyak yang telah Kami binasakan

mereka perhatikan

tidakkah

مَّكَّنّٰهُمْ

مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ

padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya

dari generasi sebelum mereka

نُمَكِّنْ

مَا لَمْ

فِى الْاَرْضِ

Kami berikan

yaitu keteguhan yang belum pernah

di bumi

السَّمَاۤءَ

وَاَرْسَلْنَا

لَّكُمْ

dari langit

dan Kami curahkan

kepadamu

وَّجَعَلْنَا

 ۖمِّدْرَارًا

عَلَيْهِمْ

dan Kami jadikan

hujan yang lebat

untuk mereka

مِنْ تَحْتِهِمْ

تَجْرِيْ

الْاَنْهٰرَ

di bawah mereka

mengalir

sungai-sungai

وَاَنْشَأْنَا

بِذُنُوْبِهِمْ

فَاَهْلَكْنٰهُمْ

dan Kami ciptakan

karena dosa-dosa mereka sendiri

lalu Kami binasakan mereka

اٰخَرِيْنَ

قَرْنًا

مِنْۢ بَعْدِهِمْ

yang lain

(berupa) generasi

setelah generasi mereka

Alam yarau kam ahlaknā min qablihim min qarnim makkanāhum fil-arḍi mā lam numakkil lakum wa arsalnas-samā'a ‘alaihim midrārā(n), wa ja‘alnal-anhāra tajrī min taḥtihim fa ahlaknāhum biżunūbihim wa ansya'nā mim ba‘dihim qarnan ākharīn(a).
ayat 6. Tidakkah mereka perhatikan betapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan? (Yaitu) generasi yang telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yang belum pernah Kami lakukan kepada kamu; dan Kami curahkan air hujan yang lebat, Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka; lalu Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka, selanjutnya Kami munculkan sesudah mereka generasi lain.

 

عَلَيْكَ

وَلَوْ نَزَّلْنَا

kepadamu (Muhammad)

dan seandainya Kami turunkan

فَلَمَسُوْهُ

فِيْ قِرْطَاسٍ

كِتٰبًا

sehingga mereka dapat memegangnya

di atas kertas

tulisan

الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا

لَقَالَ

بِاَيْدِيْهِمْ

orang-orang kafir itu

niscaya akan berkata

dengan tangan mereka sendiri

مُّبِيْنٌ

اِلَّا سِحْرٌ

اِنْ هٰذَآ

yang nyata

hanyalah sihir

ini tidak lain

Wa lau nazzalnā ‘alaika kitāban fī qirṭāsin fa lamasūhu bi'aidīhim laqālal-lażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīn(un).
ayat 7. Seandainya Kami turunkan kepadamu (Nabi Muhammad) kitab (berupa tulisan) pada kertas sehingga mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, pastilah orang-orang kafir itu mengatakan, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

 

عَلَيْهِ

لَوْلَآ اُنْزِلَ

وَقَالُوْا

kepadanya (Muhammad)

mengapa tidak diturunkan

dan mereka berkata

مَلَكًا

وَلَوْ اَنْزَلْنَا

 ۗمَلَكٌ

malaikat (kepadanya)

jika Kami turunkan

malaikat

ثُمَّ لَا يُنْظَرُوْنَ

الْاَمْرُ

لَّقُضِيَ

tetapi mereka tidak diberi penangguhan (sedikit pun)

urusan itu

tentu selesailah

Wa qālū lau lā unzila ‘alaihi malak(un), wa lau anzalnā malakal laquḍiyal-amru ṡumma lā yunẓarūn(a).
ayat 8. Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya (Nabi Muhammad)?”*) Andaikata Kami turunkan malaikat, niscaya selesailah urusan (mereka dibinasakan karena pengingkaran) kemudian mereka tidak lagi ditangguhkan (sedikit pun untuk bertobat).
*) Ungkapan ini adalah untuk menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang nabi.

 

لَّجَعَلْنٰهُ

مَلَكًا

وَلَوْ جَعَلْنٰهُ

pastilah Kami jadikan dia

(dari) malaikat

dan sekiranya rasul itu Kami jadikan

وَّلَلَبَسْنَا

رَجُلًا

dan (dengan demikian) pasti Kami akan menjadikan tetap ragu

(berwujud) laki-laki

مَّا يَلْبِسُوْنَ

عَلَيْهِمْ

sebagaimana kini mereka ragu

kepada mereka

Wa lau ja‘alnāhu malakal laja‘alnāhu rajulaw wa lalabasnā ‘alaihim mā yalbisūn(a).
ayat 9. Seandainya Kami jadikan dia (rasul) itu (dari) malaikat, tentu Kami jadikan dia (berwujud) laki-laki, dan pasti Kami buat mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu.*)
*) Kalau Allah Swt. mengutus malaikat sebagai rasul, tentu Dia mengutusnya dalam wujud manusia. Hal itu karena manusia tidak dapat melihat malaikat dan tentu mereka akan berkata, “Ini bukanlah malaikat, tetapi hanya manusia sebagaimana kami juga.” Jadi, mereka akan tetap ragu-ragu. 

 

مِّنْ قَبْلِكَ

بِرُسُلٍ

وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ

sebelum engkau (Muhammad)

beberapa rasul

dan sungguh telah diperolok-olokkan

سَخِرُوْا

بِالَّذِيْنَ

فَحَاقَ

mencemooh

kepada orang-orang yang

sehingga turunlah azab

 ࣖيَسْتَهْزِءُوْنَ

مَّا كَانُوْا بِهٖ

مِنْهُمْ

atas olok-olokkan mereka

(sebagai) balasan

di antara mereka

Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa ḥāqa bil-lażīna sakhirū minhum mā kānū bihī yastahzi'ūn(a).
ayat 10. Sungguh, rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad) benar-benar telah diperolok-olokkan, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemooh mereka (rasul-rasul) apa (azab) yang selalu mereka perolok-olokkan.

No comments