Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 11-20
14.8.24

Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 11-20

فِى الْاَرْضِ

سِيْرُوْا

قُلْ

bumi

jelajahilah

katakanlah (Muhammad)

كَيْفَ كَانَ

ثُمَّ انْظُرُوْا

bagaimana

kemudian perhatikanlah

الْمُكَذِّبِيْنَ

عَاقِبَةُ

orang-orang yang mendustakan itu

kesudahan

Qul sīrū fil-arḍi ṡummanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-mukażżibīn(a).
ayat 11. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”

Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 11-20

مَّا فِى السَّمٰوٰتِ

لِّمَنْ

قُلْ

 apa yang di langit

milik siapakah

katakanlah (Muhammad)

 ۗلِّلّٰهِ

قُلْ

وَالْاَرْضِۗ

milik Allah

katakanlah

dan di bumi

 ۗالرَّحْمَةَ

عَلٰى نَفْسِهِ

كَتَبَ

(sifat) kasih sayang

pada diri-Nya

Dia telah menetapkan

الْقِيٰمَةِ

اِلٰى يَوْمِ

لَيَجْمَعَنَّكُمْ

Kiamat

pada hari

Dia sungguh akan mengumpulkan kamu

خَسِرُوْٓا

اَلَّذِيْنَ

لَا رَيْبَ فِيْهِۗ

merugikan

orang-orang yang

 yang tidak diragukan lagi

لَا يُؤْمِنُوْنَ

فَهُمْ

اَنْفُسَهُمْ

tidak beriman

mereka itu

dirinya

Qul limam mā fis-samāwāti wal-arḍ(i), qul lillāh(i), kataba ‘alā nafsihir-raḥmah(ta), layajma‘annakum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīh(i), al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūn(a).
ayat 12. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya.*) Sungguh, Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.
*) Allah Swt. telah berjanji, sebagai tanda kemurahan-Nya, bahwa Dia akan melimpahkan rahmat kepada makhluk-Nya.

 

فِى الَّيْلِ

مَا سَكَنَ

وَلَهٗ ۞

pada malam

segala apa yang ada

dan milik-Nyalah

وَهُوَ

وَالنَّهَارِ

dan Dialah

dan siang hari

 ۗالْعَلِيْمُ

السَّمِيْعُ

Maha Mengetahui

Yang Maha Mendengar

Wa lahū mā sakana fil-laili wan-nahār(i), wa huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
ayat 13. Milik-Nyalah segala sesuatu yang ada pada malam dan siang hari. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 

اَتَّخِذُ

اَغَيْرَ اللّٰهِ

قُلْ

aku akan menjadikan

apakah (pada) selain Allah

katakanlah (Muhammad)

السَّمٰوٰتِ

فَاطِرِ

وَلِيًّا

langit

(padaha) Dia yang menjadikan

pelindung

يُطْعِمُ

وَهُوَ

وَالْاَرْضِ

memberi makan

dan Dia

dan bumi

اِنِّيْٓ

قُلْ

 ۗوَلَا يُطْعَمُ

sesungguhnya aku

katakanlah

dan tidak diberi makan

اَوَّلَ مَنْ

اَنْ اَكُوْنَ

اُمِرْتُ

orang yang pertama

agar aku menjadi

diperintahkan

مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

وَلَا تَكُوْنَنَّ

اَسْلَمَ

masuk golongan orang-orang musyrik

dan jangan sekali-kali kamu

berserah diri (kepada Allah)

Qul agairallāhi attakhiżu waliyyan fāṭiris-samāwāti wal-arḍi wa huwa yuṭ‘imu wa lā yuṭ‘am(u), qul innī umirtu an akūna awwala man aslama wa lā takūnanna minal-musyrikīn(a).
ayat 14. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah selain Allah, Pencipta langit dan bumi serta Dia memberi makan dan tidak diberi makan, akan aku jadikan sebagai pelindung?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku diperintahkan agar aku menjadi orang pertama yang berserah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.”

 

اَخَافُ

اِنِّيْٓ

قُلْ

benar-benar takut

aku

katakanlah

عَذَابَ

رَبِّيْ

اِنْ عَصَيْتُ

akan (adanya) azab

Tuhanku

jika aku mendurhakai

عَظِيْمٍ

يَوْمٍ

yang besar (kiamat)

hari

Qul innī akhāfu in ‘aṣaitu rabbī ‘ażāba yaumin ‘aẓīm(in).
ayat 15. Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut azab pada hari yang besar (kiamat) jika aku durhaka kepada Tuhanku.”

 

عَنْهُ

يُّصْرَفْ

مَنْ

atas dirinya

dijauhkan dari

barang siapa

 ۗرَحِمَهٗ

فَقَدْ

يَوْمَىِٕذٍ

Allah telah memberikan rahmat kepadanya

 maka sungguh

pada hari itu

الْمُبِيْنُ

الْفَوْزُ

وَذٰلِكَ

yang nyata

kemenangan

dan itulah

May yuṣraf ‘anhu yauma'iżin faqad raḥimah(ū), wa żālikal-fauzul-mubīn(u).
ayat 16. Siapa yang dijauhkan darinya (azab) pada hari itu, maka sungguh Dia telah merahmatinya. Itulah keberuntungan yang nyata.

 

بِضُرٍّ

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ

suatu bencana

dan jika Allah menimpakan kepadamu

 ۗاِلَّا هُوَ

فَلَا كَاشِفَ لَهٗٓ

selain Dia

tidak ada yang dapat menghilangkannya

فَهُوَ

بِخَيْرٍ

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ

maka Dia

suatu kebaikan

dan jika Dia mendatangkan kepadamu

قَدِيْرٌ

شَيْءٍ

عَلٰى كُلِّ

Maha Kuasa

sesuatu

atas segala

Iy yamsaskallāhu biḍurrin falā kāsyifa lahū illā huw(a), wa iy yamsaska bikhairin fa huwa ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
ayat 17. Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia; dan jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 

فَوْقَ عِبَادِهٖۗ

الْقَاهِرُ

وَهُوَ

atas hamba-hamba-Nya

yang berkuasa

dan Dialah

الْخَبِيْرُ

الْحَكِيْمُ

وَهُوَ

Maha Mengetahui

Maha Bijaksana

dan Dia

Wa huwal-qāhiru fauqa ‘ibādih(ī), wa huwal-ḥakīmul-khabīr(u).
ayat 18. Dialah Penguasa atas hamba-hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

 

اَكْبَرُ

اَيُّ شَيْءٍ

قُلْ

lebih kuat

siapakah yang

katakanlah (Muhammad)

شَهِيْدٌۢ

 ۗقُلِ اللّٰهُ

 ۗشَهَادَةً

Dia menjadi saksi

katakanlah, Allah

kesaksiannya

وَاُوْحِيَ

 ۗوَبَيْنَكُمْ

بَيْنِيْ

diwahyukan

dan kamu

antara aku

لِاُنْذِرَكُمْ

هٰذَا الْقُرْاٰنُ

اِلَيَّ

agar aku memberi peringatan kepadamu

Al-Qur’an ini

kepadaku

اَىِٕنَّكُمْ

 ۗوَمَنْۢ بَلَغَ

بِهٖ

dapatkah kamu

dan kepada orang yang sampai (Al-Qur’an kepadanya)

dengan itu

اٰلِهَةً

اَنَّ مَعَ اللّٰهِ

لَتَشْهَدُوْنَ

ada tuhan-tuhan

bahwa bersama Allah

benar-benar bersaksi

 ۚلَّآ اَشْهَدُ

قُلْ

اُخْرٰىۗ

aku tidak dapat bersaksi

katakanlah

lain

اِلٰهٌ

اِنَّمَا هُوَ

قُلْ

Tuhan

sesungguhnya Dialah

katakanlah

وَّاِنَّنِيْ

وَّاحِدٌ

dan aku

Yang Maha Esa

مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ

بَرِيْۤءٌ

dari apa yang kamu persekutukan itu

berlepas diri

Qul ayyu syai'in akbaru syahādah(tan), qulillāhu syahīdum bainī wa bainakum, wa ūḥiya ilayya hāżal-qur'ānu li'unżirakum bihī wa man balag(a), a'innakum latasyhadūna anna ma‘allāhi ālihatan ukhrā, qul lā asyhad(u), qul innamā huwa ilāhuw wāḥiduw wa innanī barī'um mimmā tusyrikūn(a).
ayat 19. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan itu aku mengingatkan kamu dan orang yang sampai (Al-Qur’an kepadanya). Apakah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain selain Allah?” Katakanlah, “Aku tidak bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku lepas tangan dari apa yang kamu persekutukan.”

 

الْكِتٰبَ

اٰتَيْنٰهُمُ

اَلَّذِيْنَ

Kitab

telah Kami beri kepadanya

orang-orang yang

اَبْنَاۤءَهُمْۘ

كَمَا يَعْرِفُوْنَ

يَعْرِفُوْنَهٗ

anak-anaknya sendiri

seperti mereka mengenal

mereka mengenalnya (Muhammad)

اَنْفُسَهُمْ

خَسِرُوْٓا

اَلَّذِيْنَ

dirinya

merugikan

orang-orang yang

 ࣖلَا يُؤْمِنُوْنَ

فَهُمْ

tidak beriman (kepada Allah)

mereka itu

Al-lażīna ātaināhumul-kitāba ya‘rifūnahū kamā ya‘rifūna abnā'ahum, al-lażīna khasirū anfusahum fahum lā yu'minūn(a).
ayat 20. Orang-orang yang telah Kami beri Kitab mengenalnya (Nabi Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan diri sendiri itu tidak beriman.

No comments