Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 21-30
16.8.24

Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 21-30

مِمَّنِ افْتَرٰى

اَظْلَمُ

وَمَنْ

daripada orang yang mengada-adakan

lebih zalim

dan siapakah yang

اَوْ كَذَّبَ

كَذِبًا

عَلَى اللّٰهِ

atau yang mendustakan

suatu kebohongan

terhadap Allah

اِنَّهٗ

بِاٰيٰتِهٖۗ

sesungguhnya

ayat-ayat-Nya

الظّٰلِمُوْنَ

لَا يُفْلِحُ

orang-orang yang zalim itu

tidak akan beruntung

Wa man aẓlamu mimmaniftarā ‘alallāhi każiban au każżaba bi'āyātih(ī), innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūn(a).
ayat 21. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung.
 
Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 21-30

جَمِيْعًا

نَحْشُرُهُمْ

وَيَوْمَ

semua

Kami kumpulkan mereka

dan (ingatlah) pada hari ketika

اَشْرَكُوْٓا

لِلَّذِيْنَ

ثُمَّ نَقُوْلُ

mempersekutukan Kami

kepada orang-orang yang

kemudian Kami berfirman

الَّذِيْنَ

اَيْنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ

yang

di manakah sekutu-sekutumu

تَزْعُمُوْنَ

كُنْتُمْ

sangka (sekutu-sekutu Kami)

dahulu kamu

Wa yauma naḥsyuruhum jamī‘an ṡumma naqūlu lil-lażīna asyrakū aina syurakā'ukumul-lażīna kuntum taz‘umūn(a).
ayat 22. (Ingatlah) tatkala Kami kumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan Kami, “Manakah sekutu-sekutumu yang kamu sangkakan?”

 

فِتْنَتُهُمْ

ثُمَّ لَمْ تَكُنْ

jawaban bohong mereka

kemudian tidaklah ada

وَاللّٰهِ

اِلَّآ اَنْ قَالُوْا

demi Allah

kecuali mengatakan

مُشْرِكِيْنَ

مَا كُنَّا

رَبِّنَا

orang-orang musyrik

tidaklah kami

ya Tuhan kami

Ṡumma lam takun fitnatuhum illā an qālū wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīn(a).
ayat 23. Kemudian, mereka tidak punya jawaban atas kebohongan mereka, kecuali (terpaksa) mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik.”

 

كَذَبُوْا

كَيْفَ

اُنْظُرْ

mereka berbohong

bagaimana

perhatikanlah

عَنْهُمْ

وَضَلَّ

عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ

dari mereka

dan lenyaplah

terhadap diri mereka sendiri

يَفْتَرُوْنَ

مَّا كَانُوْا

mereka ada-adakan

sembahan yang dahulu

Unẓur kaifa każabū ‘alā anfusihim wa ḍalla ‘anhum mā kānū yaftarūn(a).
ayat 24. Perhatikanlah (Nabi Muhammad) bagaimana mereka berdusta terhadap diri sendiri. Lenyaplah dari mereka apa (kebohongan) yang selalu mereka ada-adakan.

 

 ۚاِلَيْكَ

مَّنْ يَّسْتَمِعُ

وَمِنْهُمْ

engkau (Nabi Muhammad membaca Al-Qur’an)

ada yang mendengarkan

dan di antara mereka

اَكِنَّةً

عَلٰى قُلُوْبِهِمْ

وَجَعَلْنَا

tertutup

hati mereka

dan Kami telah menjadikan

وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ

اَنْ يَّفْقَهُوْهُ

dan telinga mereka

(sehingga mereka tidak) memahaminya

كُلَّ اٰيَةٍ

وَاِنْ يَّرَوْا

 ۗوَقْرًا

segala tanda (kebenaran)

dan jika mereka melihat

tersumbat

حَتّٰٓى

 ۗبِهَا

لَّا يُؤْمِنُوْا

sehingga

kepadanya

mereka tetap tidak mau beriman

يَقُوْلُ

يُجَادِلُوْنَكَ

اِذَا جَاۤءُوْكَ

berkatalah

untuk membantahmu

apabila mereka datang kepadamu

اِنْ هٰذَآ

كَفَرُوْٓا

الَّذِيْنَ

(Al-Qur’an) ini tidak lain

kafir itu

orang-orang yang

الْاَوَّلِيْنَ

اِلَّآ اَسَاطِيْرُ

orang-orang terdahulu

hanyalah dongeng

Wa minhum may yastami‘u ilaik(a), wa ja‘alnā ‘alā qulūbihim akinnatan ay yafqahūhu wa fī āżānihim waqrā(n), wa iy yarau kulla āyatil lā yu'minū bihā, ḥattā iżā jā'ūka yujādilūnaka yaqūlul-lażīna kafarū in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn(a).
ayat 25. Di antara mereka ada yang mendengarkan engkau (Nabi Muhammad membaca Al-Qur’an), padahal Kami menjadikan di hati mereka penutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami jadikan) pada telinga mereka penyumbat. Jika mereka melihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak beriman padanya, sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “Ini (Al-Qur’an) tiada lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.”

 

وَيَنْـَٔوْنَ

يَنْهَوْنَ عَنْهُ

وَهُمْ

dan mereka pun menjauhkan diri

melarang (orang lain) mendengarkannya (Al-Qur’an)

dan mereka

يُّهْلِكُوْنَ

وَاِنْ

 ۚعَنْهُ

mereka membinasakan

dan tidaklah

darinya

وَمَا يَشْعُرُوْنَ

اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ

(tetapi) mereka tidak menyadari

kecuali diri mereka sendiri

Wa hum yanhauna ‘anhu wa yan'auna ‘anh(u), wa iy yuhlikūna illā anfusahum wa mā yasy‘urūn(a).
ayat 26. Mereka melarang (orang lain) mendengarkannya (Al-Qur’an) dan mereka pun menjauhkan diri darinya. Mereka tidak membinasakan kecuali diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak menyadari.

 

عَلَى النَّارِ

اِذْ وُقِفُوْا

وَلَوْ تَرٰٓى

ke neraka

ketika mereka dihadapkan

dan seandainya engkau (Muhammad) melihat

نُرَدُّ

يٰلَيْتَنَا

فَقَالُوْا

kami dikembalikan (ke dunia)

seandainya

mereka berkata

رَبِّنَا

بِاٰيٰتِ

وَلَا نُكَذِّبَ

Tuhan kami

ayat-ayat

tentu kami tidak akan mendustakan

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

وَنَكُوْنَ

orang-orang yang beriman

dan menjadi

Wa lau tarā iż wuqifū ‘alan-nāsi fa qālū yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi'āyāti rabbinā wa nakūna minal-mu'minīn(a).
ayat 27. Seandainya engkau (Nabi Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, dan kami menjadi orang-orang mukmin.”

 

لَهُمْ

بَلْ بَدَا

bagi mereka

tetapi (sebenarnya) telah nyata

 ۗمِنْ قَبْلُ

يُخْفُوْنَ

مَّا كَانُوْا

dahulu

mereka sembunyikan

kejahatan yang

لِمَا نُهُوْا

لَعَادُوْا

وَلَوْ رُدُّوْا

apa yang telah dilarang

tentu mereka akan mengulang kembali

seandainya mereka dikembalikan ke dunia

لَكٰذِبُوْنَ

وَاِنَّهُمْ

عَنْهُ

sungguh pendusta

mereka itu

mengerjakannya

Bal badā lahum mā kānū yukhfūna min qabl(u), wa lau ruddū la‘ādū limā nuhū ‘anhu wa innahum lakāżibūn(a).
ayat 28. Namun, (sebenarnya) kejahatan yang mereka selalu sembunyikan dahulu telah tampak bagi mereka. Seandainya dikembalikan (ke dunia), tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Sesungguhnya mereka benar-benar para pendusta.

 

الدُّنْيَا

اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا 

وَقَالُوْٓا

di dunia ini

hidup hanyalah

dan tentu mereka akan mengatakan (pula)

بِمَبْعُوْثِيْنَ

وَمَا نَحْنُ

dibangkitkan

dan kita tidak akan

Wa qālū in hiya illā ḥayātunad-dun-yā wa mā naḥnu bimab‘ūṡīn(a).
ayat 29. Mereka pun akan mengatakan, “Hidup hanyalah di dunia ini dan kita tidak akan dibangkitkan.”

 

 ۗعَلٰى رَبِّهِمْ

اِذْ وُقِفُوْا

وَلَوْ تَرٰٓى

kepada Tuhannya (tentulah engkau melihat peristiwa yang luar biasa)

ketika mereka dihadapkan

dan seandainya engkau (Muhammad) melihat

هٰذَا

اَلَيْسَ

قَالَ

(kebangkitan) ini

bukankah

Dia berfirman

بَلٰى

قَالُوْا

 ۗبِالْحَقِّ

sungguh benar

mereka menjawab

benar

فَذُوْقُوا

قَالَ

 ۗوَرَبِّنَا

rasakanlah

Dia berfirman

demi Tuhan kami

 ࣖتَكْفُرُوْنَ

بِمَا كُنْتُمْ

الْعَذَابَ

kamu mengingkarinya

karena dahulu

azab ini

Wa lau tarā iż wuqifū ‘alā rabbihim, qāla alaisa hāżā bil-ḥaqq(i), qālū balā wa rabbinā, qāla fa żūqul-‘ażāba bimā kuntum takfurūn(a).
ayat 30. Seandainya engkau (Nabi Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah engkau melihat peristiwa yang luar biasa). Dia berfirman, “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini karena kamu selalu kufur (kepadanya).”

No comments