Home
Al-Quran
arti
bacaan
terjemah
Terjemah Perkata
tulisan Arab
Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 31-41
21.8.24

Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 31-41

كَذَّبُوْا

الَّذِيْنَ

قَدْ خَسِرَ

mendustakan

orang-orang yang

sungguh rugi

اِذَا جَاۤءَتْهُمُ

حَتّٰٓى

 ۗبِلِقَاۤءِ اللّٰهِ

apabila datang kepada mereka

sehingga

pertemuan dengan Allah

قَالُوْا

بَغْتَةً

السَّاعَةُ

mereka berkata

secara tiba-tiba

hari Kiamat

فِيْهَاۙ

عَلٰى مَا فَرَّطْنَا

يٰحَسْرَتَنَا

tentangnya (hari Kiamat)

atas kelalaian kami

alangkah besarnya penyesalan kami

اَوْزَارَهُمْ

يَحْمِلُوْنَ

وَهُمْ

dosa-dosa mereka

memikul

sambil mereka

مَا يَزِرُوْنَ

اَلَا سَاۤءَ

عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ

apa yang mereka pikul itu

alangkah buruknya

di atas punggungnya

Qad khasiral-lażīna każżabū biliqā'illāh(i), ḥattā iżā jā'athumus-sā‘atu bagtatan qālū yā ḥasratanā ‘alā mā farraṭnā fīhā, wa hum yaḥmilūna auzārahum ‘alā ẓuhūrihim, alā sā'a mā yazirūn(a).
ayat 31. Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah. Maka, apabila hari Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami atas kelalaian kami tentangnya (hari Kiamat),” sambil memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu.
 
Qur'an Per Kata Surat Al-An‘ām Ayat 31-41

اِلَّا لَعِبٌ

الدُّنْيَآ

وَمَا الْحَيٰوةُ

selain permainan

dunia ini

dan tidaklah kehidupan

خَيْرٌ

وَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ

 ۗوَّلَهْوٌ

sungguh lebih baik

(sedangkan) negeri akhirat itu

dan senda gurau

اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

يَتَّقُوْنَۗ

لِّلَّذِيْنَ

tidakkah kamu mengerti

bertakwa

bagi orang-orang yang

Wa mal-ḥayātud-dun-yā illā la‘ibuw wa lahw(un), wa lad-dārul-ākhiratu khairul lil-lażīna yattaqūn(a), afalā ta‘qilūn(a).
ayat 32. Kehidupan dunia hanyalah permainan dan kelengahan, sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?

 

لَيَحْزُنُكَ

اِنَّهٗ

قَدْ نَعْلَمُ

hatimu (Muhammad) disedihkan

bahwa

sungguh, Kami mengetahui

فَاِنَّهُمْ

يَقُوْلُوْنَ

الَّذِيْ

(jangan bersedih), sebenarnya mereka

mereka katakan itu

(dengan) apa yang

وَلٰكِنَّ الظّٰلِمِيْنَ

لَا يُكَذِّبُوْنَكَ

 tetapi orang-orang zalim itu

bukan mendustakanmu

يَجْحَدُوْنَ

بِاٰيٰتِ اللّٰهِ

ingkar

terhadap ayat-ayat Allah

Qad na‘lamu innahū layaḥzunukal-lażī yaqūlūna fa innahum lā yukażżibūnaka wa lākinnaẓ-ẓālimīna bi'āyātillāhi yajhadūn(a).
ayat 33. Sungguh, Kami mengetahui bahwa sesungguhnya apa yang mereka katakan itu betul-betul membuatmu (Nabi Muhammad) bersedih. (Bersabarlah) karena sebenarnya mereka tidak mendustakanmu, tetapi orang-orang zalim itu selalu mengingkari ayat-ayat Allah.

 

رُسُلٌ

كُذِّبَتْ

وَلَقَدْ

rasul-rasul

telah didustakan

dan sesungguhnya

عَلٰى مَا كُذِّبُوْا

فَصَبَرُوْا

مِّنْ قَبْلِكَ

terhadap pendustaan

(tetapi) mereka sabar

sebelum engkau

 ۚنَصْرُنَا

حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ

وَاُوْذُوْا

pertolongan Kami

sampai datang kepada mereka

dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka

وَلَقَدْ جَاۤءَكَ

 ۚلِكَلِمٰتِ اللّٰهِ

وَلَا مُبَدِّلَ

dan sungguh, telah datang kepadamu

kalimāt-kalimat (ketetapan) Allah

dan tidak ada yang dapat mengubah

الْمُرْسَلِيْنَ

مِنْ نَّبَإِ۟ى

rasul-rasul itu

sebagian dari berita

Wa laqad kużżibat rusulum min qablika fa ṣabarū ‘alā mā kużżibū wa ūżū ḥattā atāhum naṣrunā, wa lā mubaddila likalimātillāh(i), wa laqad jā'aka min naba'il-mursalīn(a).
ayat 34. Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimāt Allah.*) Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu.
*) Yang dimaksud dengan kalimāt Allah adalah ketetapan-ketetapan-Nya yang sudah tertulis di Lauhulmahfuz. Di antaranya adalah bahwa mereka yang mendustakannya pasti akan hancur dan orang yang mengimaninya akan menang.

 

اِعْرَاضُهُمْ

عَلَيْكَ

وَاِنْ كَانَ كَبُرَ

atas keberpalingan mereka

bagimu (Muhammad)

dan jika terasa berat

نَفَقًا

اَنْ تَبْتَغِيَ

فَاِنِ اسْتَطَعْتَ

lubang

membuat

maka sekiranya engkau dapat

فِى السَّمَاۤءِ

اَوْ سُلَّمًا

فِى الْاَرْضِ

ke langit

atau tangga

di bumi

وَلَوْ

 ۗبِاٰيَةٍ

فَتَأْتِيَهُمْ

dan sekiranya

(sebuah) mukjizat (maka buatlah)

lalu engkau dapat mendatangkan kepada mereka

عَلَى الْهُدٰى

لَجَمَعَهُمْ

شَاۤءَ اللّٰهُ

mengikuti petunjuk

tentu Dia jadikan merea semua

Allah menghendaki

مِنَ الْجٰهِلِيْنَ

فَلَا تَكُوْنَنَّ

termasuk orang-orang yang bodoh

sebab itu, janganlah sekali-kali engkau

Wa in kāna kabura ‘alaika i‘rāḍuhum fa inistaṭa‘ta an tabtagiya nafaqan fil-arḍi au sullaman fis-samā'i fa ta'tiyahum bi'āyah(tin), wa lau syā'allāhu lajama‘ahum ‘alal-hudā falā takūnanna minal-jāhilīn(a).
ayat 35. Jika keberpalingan mereka terasa berat bagimu (Nabi Muhammad), andaikan engkau dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu engkau dapat mendatangkan bukti (mukjizat) kepada mereka, (maka buatlah). Seandainya Allah menghendaki, tentu Dia akan menjadikan mereka semua mengikuti petunjuk. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang bodoh.

 

الَّذِيْنَ

اِنَّمَا يَسْتَجِيْبُ ۞

orang-orang yang

yang mematuhi (seruan Allah) hanyalah

يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ 

وَالْمَوْتٰى

 ۗيَسْمَعُوْنَ

kelak akan dibangkitkan oleh Allah

orang-orang yang mati

mendengar saja

يُرْجَعُوْنَ

اِلَيْهِ

ثُمَّ

mereka dikembalikan

kepada-Nya

kemudian

Innamā yastajībul-lażīna yasma‘ūn(a), wal-mautā yab‘aṡuhumullāhu ṡumma ilaihi yurja‘ūn(a).
ayat 36. Hanya orang-orang yang menyimak (ayat-ayat Allah) sajalah yang mematuhi (seruan-Nya). Adapun orang-orang yang mati*) kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan.
*) Orang-orang kafir diserupakan dengan orang-orang yang mati karena mereka tidak mau mendengar seruan Allah Swt. 

 

عَلَيْهِ

لَوْلَا نُزِّلَ

وَقَالُوْا

kepadanya (Muhammad)

mengapa tidak diturunkan

dan mereka (orang-orang musyrik) berkata

قُلْ

مِّنْ رَّبِّهٖۗ

اٰيَةٌ

katakanlah

dari Tuhannya

suatu bukti (mukjizat)

عَلٰٓى اَنْ يُّنَزِّلَ

قَادِرٌ

اِنَّ اللّٰهَ

menurunkan

berkuasa

sesungguhnya Allah

وَّلٰكِنَّ

اٰيَةً

tetapi

suatu mukjizat

لَا يَعْلَمُوْنَ

اَكْثَرَهُمْ

tidak mengetahui

kebanyakan mereka

Wa qālū lau lā nuzzila ‘alaihi āyatum mir rabbih(ī), qul innallāha qādirun ‘alā ay yunazzila āyataw wa lākinna akṡarahum lā ya‘lamūn(a).
ayat 37. Mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Nabi Muhammad) suatu bukti (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sesungguhnya Allah Maha Kuasa menurunkan suatu bukti (mukjizat), tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”

 

وَلَا طٰۤىِٕرٍ

فِى الْاَرْضِ

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ

dan burung-burung

(yang berada) di bumi

dan tidak ada seekor hewan pun

اِلَّآ اُمَمٌ

بِجَنَاحَيْهِ

يَّطِيْرُ

melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga)

dengan kedua sayapnya

yang terbang

فِى الْكِتٰبِ

مَا فَرَّطْنَا

 ۗاَمْثَالُكُمْ

di dalam Kitab

tidak ada yang Kami luputkan

seperti kamu

يُحْشَرُوْنَ

ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ

مِنْ شَيْءٍ

mereka dikumpulkan

kemudian kepada Tuhan mereka

 sedikit pun

Wa mā min dābbatin fil-arḍi wa lā ṭā'iriy yaṭīru bijanāḥaihi illā umamun amṡālukum, mā farraṭnā fil-kitābi min syai'in ṡumma ilā rabbihim yuḥsyarūn(a).
ayat 38. Tidak ada seekor hewan pun (yang berada) di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat (juga) seperti kamu.*) Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam kitab,*) kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan.
*) Sebagai makhluk hidup, binatang mempunyai kemiripan biologis dengan manusia, bahkan sebagian mempunyai sistem sosial seperti masyarakat manusia dengan kepemimpinannya.
*) Sebagian mufasir menafsirkan kitab itu dengan Lauhulmahfuz sehingga kalimat ini menunjukkan bahwa nasib semua makhluk sudah dituliskan (ditetapkan) di dalamnya. Ada pula yang menafsirkannya dengan Al-Qur’an sehingga maknanya adalah bahwa Al-Qur’an telah memuat pokok-pokok agama, norma, hukum, hikmah, dan tuntunan untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

 

بِاٰيٰتِنَا

كَذَّبُوْا

وَالَّذِيْنَ

ayat-ayat Kami

mendustakan

dan orang-orang yang

فِى الظُّلُمٰتِۗ

وَّبُكْمٌ

صُمٌّ

dan berada dalam gelap gulita

dan bisu

adalah tuli

وَمَنْ يَّشَأْ

يُضْلِلْهُ

مَنْ يَّشَاِ اللّٰهُ

dan barang siapa dikehendaki Allah (untuk diberi petunjuk)

niscaya disesatkan-Nya

barang siapa dikehendaki Allah (dalam kesesatan)

مُّسْتَقِيْمٍ

عَلٰى صِرَاطٍ

يَجْعَلْهُ

yang lurus

berada di atas jalan

niscaya Dia menjadikannya

Wal-lażīna każżabū bi'āyātinā ṣummuw wa bukmun fiẓ-ẓulumāt(i), may yasya'illāhu yuḍlilhu wa may yasya' yaj‘alhu ‘alā ṣirāṭim mustaqīm(in).
ayat 39. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami (seperti orang yang) tuli dan bisu, serta berada dalam berbagai kegelapan. Siapa yang dikehendaki Allah (dalam kesesatan), niscaya disesatkan-Nya. Siapa yang dikehendaki Allah (dalam petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.*)
*) Mereka yang disesatkan oleh Allah Swt. memang memilih jalan kekufuran, sedangkan mereka yang diberi petunjuk memang memilih jalan petunjuk.

 

اِنْ اَتٰىكُمْ

اَرَءَيْتَكُمْ

قُلْ

jika sampai kepadamu

terangkanlah kepadaku

katakanlah (Muhammad)

السَّاعَةُ

اَوْ اَتَتْكُمُ

عَذَابُ اللّٰهِ

hari Kiamat

atau sampai kepadamu

siksaan Allah

تَدْعُوْنَۚ

اَغَيْرَ اللّٰهِ

kamu akan menyeru

apakah kepada selain Allah

صٰدِقِيْنَ

اِنْ كُنْتُمْ

orang yang benar

jika kamu

Qul ara'aitakum in atākum ‘ażābullāhi au atatkumus-sā‘atu agairallāhi tad‘ūn(a), in kuntum ṣādiqīn(a).
ayat 40. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku (bahwa) jika siksaan Allah sampai kepadamu (di dunia) atau hari Kiamat sampai kepadamu, apakah kamu (tetap) akan menyeru (tuhan) selain Allah, jika kamu (merasa) orang yang benar?”

 

تَدْعُوْنَ

اِيَّاهُ

بَلْ

kamu minta tolong

hanya kepada-Nya

tidak

اِلَيْهِ

مَا تَدْعُوْنَ

فَيَكْشِفُ

kepada-Nya

apa (bahaya) yang kamu mohonkan

Dia akan hilangkan

 ࣖمَا تُشْرِكُوْنَ

وَتَنْسَوْنَ

اِنْ شَاۤءَ

apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)

dan kamu tinggalkan

jika Dia menghendaki

Bal iyyāhu tad‘ūna fa yaksyifu mā tad‘ūna ilaihi in syā'a wa tansauna mā tusyrikūn(a).
ayat 41. Tidak! Hanya kepada-Nya kamu menyeru. Maka, jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa (bahaya dan siksa) yang (karenanya) kamu memohon kepada-Nya, dan (karena dahsyatnya keadaan) kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).

No comments